Laman

Jumat, 08 Maret 2013

Attack Class: From Australia to Satrol Armabar TNI AL

KRI Siada 862, ex-HMAS HMAS Barbette (P97)
KRI Siada 862, ex-HMAS Barbette (P97)
Seperti halnya hubungan antara Indonesia dan Malaysia, hubungan diplomatik dan politik antara Indonesia dengan Australia juga kerap mengalami pasang surut. Masih ingat pasca referendum Timor Timur tahun 1999, kala itu hubungan diplomatik bahkan militer kedua negara sempat memanas akibat kegiatan intelijen dan provokasi yang menjadikan lepasnya Timor Timur (sekarang Timor Leste). Tapi seiring dengan perubahan jaman dan orientasi politik, hubungan diplomatik, perdagangan, dan militer Indonesia – Australia kembali pulih, bahkan kini sedang mesra-mesranya.
Meski dari segi kiantitas tak seberapa, beberapa alutsista besutan Negara Kangguru nyatanya telah cukup familiar dipakai oleh TNI. Sebut saja armada pesawat intai maritim N22/N24 Nomad yang secara masif digunakan oleh Penerbal TNI AL. Bahkan bila menengok ke masa lampau, tepatnya di awal orde baru, armada jet tempur skadron 14 TNI AU diperkuat dengan 23 unit F-86 Avon Sabre. Meski Sabre aslinya buatan AS, tapi Sabre juga dibuat secara lisensi oleh pabrikan dirgantara Avon dari Australia. Kembali ke masa kini, atas restu AS tentunya, TNI AU dikabarkan segera mendapat hibah 4 unit C-130H Hercules bekas pakai RAAF (Royal Australian Air Force) yang rencananya datang pertengahan tahun ini. Di sektor latihan gabungan antar militer kedua negara juga berjalan harmonis, contohnya dengan adanya program Pitch Black Agustus 2012, dimana jet Sukhoi Su-27/30 TNI AU bertandang dan beradu manuver dengan F/A-18 Super Hornet RAAF di lanud Tindal, Darwin.
Nah, kembali ke judul tulisan ini, TNI AL nyatanya juga punya ‘kesan’ tersendiri pada alutsista buatan Aussie. Utamanya adalah Satrol (Satuan Patroli) Armabar (Armada Barat) TNI AL, yang telah cukup lama menggunakan kapal patrol cepat kelas Attack buatan Walkers Ltd of Maryborough, Queensland, beberapa juga dibuat oleh galangan Evans Deakin and Co, Brisbane. Seri kapal patroli ini dirancang untuk kebutuhan RAN (Royal Australian Navy) dan dibangun antara tahun 1967 dan 1969. Kapal cepat ini total diproduksi sebanyak 20 unit, desain utamanya untuk melaksanakan misi pengintaian dan pengawasan di sepanjang garis pantai Australia.
KRI Sibarau 847, ex- HMAS Bandolier (P95)
KRI Sibarau 847, ex- HMAS Bandolier (P95)
HMAS Advance P83, menjadmi penghuni Australian National Maritime Museum di Sydney
HMAS Advance P83, kini menjadi penghuni Australian National Maritime Museum di Sydney
Dari 20 unit kapal kelas Attack tersebut, delapan unit diantaranya kini masih digunakan oleh TNI AL. Lewat program hibah, secara bertahap mulai 16 November 1973, HMAS Bandolier (P95) telah berubah nama menjadi KRI Sibarau 847, kemudian 21 Mei 1974 HMAS Archer (P86) berubah nama menjadi KRI Siliman 848, 20 Mei 1982 HMAS Barricade (P98) berubah nama menjadi KRI Sigalu 857, 15 Juni 1984 HMAS Barbette (P97) berubah nama menjadi KRI Siada 862, 6 Mei 1983 HMAS Acute (P81) berubah nama menjadi KRI Silea 858, 12 September 1983 HMAS Bombard (P99) berubah nama menjadi KRI Siribua 859, 21 Februari 1985 HMAS Attack (P90) berubah nama menjadi KRI Sikuda 863, dan terakhir 18 Oktober 1985 HMAS Assail (P89) berubah nama menjadi KRI Sigurot 864.
Dari segi ukuran, kapal patrol ini terbilang imut, penulis beberapa waktu lalu sempat melihat langsung kapal ini di Australian National Maritime Museum di Darling Harbour, Sydney. Yang di display pada museum adalah HMAS Advance (P93), kapal ini secara keseluruhan punya panjang 32,8 meter, beam 6,1 meter, dan draught 2,2 meter. Berat kosong kapal ini 100 ton, sedangkan bobot tempur bisa mencapai 146 ton.
HMAS Advance
HMAS Advance
Sisi buritan HMAS Advance P83
Sisi buritan HMAS Advance P83
Wajar bila hingga kini Satrol TNI AL masih mengandalkan kapal cepat ini, pasalnya dengan tenaga 2 mesin Paxman V16 Ventura Turbo Charged Diesel 2611 Kw, serta jumlah 2 bilang baling-baling, kapal ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum hingga 24 knot (44 km/jam). Untuk urusan jangkauan operasi, bisa mencapai 1.200 nautical miles (2.200 km) pada kecepatan jelajah 13 knot. Bagaimana dengan urusan senjata? Untuk kelas kapal patroli, Attack class lumayan disegani dengan mengusung 1 pucuk kanon ringan Bofors 40mm pada haluan, sedang pada sisi buritan ditempatkan dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB Browning kaliber 12,7mm. Untuk navigasi terlihat hanya standard an konvesional saja. Kapal dengan rangka baja dan material lambung berbahan alumunium ini diawaki oleh 3 perwira dan 16 pelaut. Di lingkungan TNI AL, kelas kapal ini di komandani oleh seorang perwira berpangkat kapten.
RAN terakhir masih menggunakan kapal patrol ini pada tahun 1988, selain dihibahkan ke Indonesia, Attack class juga AL Papua Nugini. Sebagai gantinya, kemudian RAN mengusung kapal patroli kelas Fremantle yang dibuat 15 unit sampai tahun 2007. Kini Fremantle class juga telah dipensiunkan, sebagai gantinya adalah kapal patrol kelas Armidale (2005), sosok kapal patroli RAN dengan desain stealth yang mengusung kanon CIWS kaliber 25mm.
Tampilan sisi haluan HMAS Advance
Tampilan sisi haluan HMAS Advance
Inilah kapal patroli generasi kedua milik RAN, kelas Fremantle, beberapa kapal ini sempat ikut dalam parade "Arung Samudera 1995" di Teluk Jakarta
Inilah kapal patroli generasi kedua milik RAN, kelas Fremantle, beberapa kapal ini sempat ikut dalam parade “Arung Samudera 1995″ di Teluk Jakarta
Era Fremantle class telah berakhir, kini RAN mengandalkan Armidale class, versi kapal patroli inilah yang menjadi lakon dalam serial Sea Patrol
Era Fremantle class telah berakhir, kini RAN mengandalkan Armidale class, versi kapal patroli inilah yang menjadi lakon dalam serial Sea Patrol
Yang juga unik diperhatikan, Australia terbilang gemar membuat serial drama berlatar AL, seperti drama TV Patrol Boat yang mengambil setting kapal patrol kelas Attack pada tahun 1979. Kalau tidak keliru, serial Patrol Boat sempat diputar di layar TVRI pada dekade 80-an. Kemudian dengan latar cerita yang serupa, pada tahun 2007 – 2011 ada film serial Sea Patrol, yang menekankan kapal patrol canggih kelas Armidale sebagai lakonnya. Total untuk Sea Patrol telah dibuat hingga 68 episode.
Secara teknologi tentunya kelengkapan senjata dan fasilitas yang ada di Attack kelas kini telah terpenuhi oleh industri Dalam Negeri, tapi pada masanya yakni di tahun 70-an dan awal 80-an, hadirnya kapal patroli bersenjata kanon ini ibarat angin segar bagi armada patroli TNI AL, terutama setelah militer Indonesia baru memasuki babak transformasi haluan alutsista dari blok Timur (Uni Soviet) ke produk besutan Barat

Tu-16 (3) : Akhir Perjalanan Sang Bomber


Sungguh ironis nasib akhir Tu-16 AURI. Pengadaan dan penghapusannya lebih banyak ditentukan oleh satu perkara: politik! Bayangkan, “AURI harus menghapus seluruh armada Tu-16 sebagai syarat mendapatkan F-86 Sabre dan T-33 T-bird dari Amerika,” ujar Bagio Utomo, mantan anggota Skatek 042 yang mengurusi perbaikan Tu-16. Bagio menuturkan kesedihannya ketika terlibat dalam tim “penjagalan” Tu-16 pada tahun 1970.
Dokumen CIA (central intelligence agency) sebagaimana dikutip Audrey R Kahin dan George McT Kahin dalam bukunya “Subversi Sebagai Politik Luar Negeri” menulis: “Belanja senjata RI mencapai 229. 395.600 dollar AS. Angka itu merupakan akumulasi perdagangan pada tahun 1958. Sementara dari Januari hingga Agustus 1959 saja, nilainya mencapai 100.456.500 dollar AS. Dari jumlah ini, AURI kebagian 69.912. 200 dollar AS, yang di dalamnya termasuk pemesanan 20 pesawat pembom.”
Tidak dapat dipungkiri, memang, Tu-16 pembom paling maju pada zamannya. Selain dilengkapi peralatan elektronik canggih, badannya terbilang kukuh. “Badannya tidak mempan dibelah dengan kampak paling besar sekalipun. Harus pakai las yang besar. Bahkan, untuk membongkar sambungan antara sayap dan mesinnya, laspun tak sanggup. Karena campuran magnesiumnya lebih banyak ketimbang alumunium,” ujar Bagio.
Namun Tu-16 bukan tanpa cacat. Konyol sekali, beberapa bagian pesawat bisa tidak cocok dengan spare pengganti. Bahkan dengan spare yang diambil secara kanibal sekalipun. “Kita terpaksa memakai sistem kerajinan tangan, agar sama dan pas dengan kedudukannya. Seperti blister (kubah kaca-Red), mesti diamplas dulu,” kenang Bagio lagi. Pengadaan suku cadang juga sedikit rumit, karena penempatannya yang tersebar di Ujung Pandang dan Kemayoran.
Sebenarnya, persediaan suku cadang Tu-16 yang dipasok dari Rusia, memadai. Tapi urusan politik membelitnya sangat kuat. Tak heran kemudian, usai pengabdiannya selama Trikora – Dwikora dan di sela-sela nasibnya yang tak menentu pasca G30S/PKI, AURI pernah bermaksud menjual armada Tu-16-nya ke Mesir. Namun hal ini tidak pernah terlaksana.
Begitulah nasib Tu-16. Tragis. Farewell flight, penerbangan perpisahannya, dirayakan oleh para awak Tu-16 pada bulan Oktober 1970 menjelang HUT ABRI. Dijejali 10 orang, Tu-16 bernomor M-1625 diterbangkan dari Madiun ke Jakarta. “Sempat ke sasar waktu kita cari Monas,” ujar Zainal Sudarmadji. Saat mendarat lagi di Madiun, bannya meletus karena awaknya sengaja mengerem secara mendadak.
TU-16 Maritim
Tu-16 versi Pengintai Maritim milik AU Rusia yang masih beroperasi saat ini
Patut diakui, keberadaan pembom strategis mampu memberikan efek psikologis bagi lawan-lawan Indonesia saat itu. Bahkan, sampai pertengahan 80-an, Tu-16 AURI masih dianggap ancaman oleh AS. “Lah, wong nama saya masih tercatat sebagai pilot Tu-16 di ruang operasi Subic Bay, kok,” ujar Sudjijantono, angkatan Cakra 1.
Sekian tahun hidup dalam kedigdayaan, sampailah AURI (juga ALRI) pada massa yang teramat pahit dalam perjalanannya. Pasokan suku cadang terhenti, nasib pesawat tak jelas. Ditulis oleh Harold Crouch “Politik dan Militer di Indonesia”, 1978), AL dan AU yang bergantung pada teknologi yang lebih maju dari AD tidak dapat memelihara lagi dengan baik peralatannya.
Pada awal tahun 1970, KSAU Marsdya Suwoto Sukendar mengatakan, hanya 15 sampai 20 persen pesawat AURI yang dapat diterbangkan kapal ALRI hanya 40 persen karena ketiadaan suku cadang dari Uni Soviet. Tahun 1970, kemudian dikenang sebagai tahun pemusnahan persenjataan Blok Timur.

Daftar Eks. Armada Laut TNI AL (bag.1)

Daftar ini merupakan kumpulan nama kapal perang yang dulu pernah memperkuat Armada Laut TNI AL, seluruh Kapal perang ini sekarang sudah tidak beroperasi lagi ( Non-Aktif ), dan kebanyakan sudah dibesi tuakan. Mudah-mudahan artikel ini bisa menambah sedikit pengetahuan kita tentang kejayaan Indonesia di masa lalu.
KAPAL PENJELAJAH
kri-irian-tni-al.jpg
KRI Irian Kapal Penjelajah Kelas Sverdlov
Penjelajah Kelas Sverdlov
  1. KRI Irian 201
KAPAL PERUSAK (DESTROYER)
skoryy-class-destroyer.jpg
Kapal Destroyer kelas Skoryy
Destroyer Kelas Skoryy
  1. KRI Gadjah Mada
  2. KRI Brawidjaja 306
  3. KRI Sawoenggaling 204
  4. KRI Soeltan Iskandar Moeda 304
  5. KRI Diponegoro 306
  6. KRI Sisingamaradja 202
  7. KRI Siliwangi 201
  8. KRI Sandjaja 203
  9. KRI Sarwadjala 305
almirante-clemente-class.jpeg
Kapal Destroyer Kelas Almirante Clemente
Destroyer Kelas Almirante Clemente
  1. KRI Imam Bondjol 355
  2. KRI Soerapati 356
KAPAL FREGAT
Fregat kelas Riga
  1. KRI Jos Soedarso 351
  2. KRI Slamet Rijadi 352
  3. KRI Ngurah Rai 353
  4. KRI Wolter Mongisidi 355
  5. KRI Lambung Mangkurat 357
  6. KRI Hang Tuah 358
  7. KRI kakiali 359
  8. KRI Nuku 360
fregat-kelas-martha-khris.jpg
Kapal Fregat kelas Martha Khristina Tiyahahu
Fregat kelas Martha Khristina Tiyahahu
  1. KRI Martha Kristina Tiyahahu 331
  2. KRI Wilhelmus Zakaria Johannes 332
  3. KRI Hasanuddin 333
kri-samadikun.jpg
Kapal Fregat kelas Samadikun
Fregat kelas Samadikun
  1. KRI Samadikun 341
  2. KRI Martadinata 342
  3. KRI Wolter Monginsidi 343
  4. KRI Ngurah Rai 344
KAPAL KORVET
Korvet pemberian belanda setelah adanya perundingan KMB
  1. KRI Radjawali 254
  2. KRI Banteng 255
  3. KRI Pati Oenoes 256
  4. KRI Hang Toeah

    KAPAL SELAM
    kri-pasoepati-monkasel.jpg
    KRI PASOPATI 410 di Monkasel, salah satu kapal selam kelas Whiskey
    Kapal selam kelas Whiskey Semua Kapal selam ini dibeli dari Uni Sovyet antara tahun 1959 - 1962, dan dipensiunkan pada tahun 1970 dan jejaknya sampai sekarang tidak diketahui pasti, yang masih tersisa cuma KRI Pasopati 410 yang sekarang dijadikan Monumen Kapal Selam (monkasel) di Surabaya.
  5. KRI TJAKRA 401
  6. KRI NANGGALA 402
  7. KRI NAGABANDA 403
  8. KRI TRISULA 404
  9. KRI NAGARANGSANG 405
  10. KRI TJANDRASA 406
  11. KRI ALUGORO 407
  12. KRI TJUNDAMANI 408
  13. KRI WIDJAJADANU 409
  14. KRI PASOPATI 410
  15. KRI HENDRADJALA 411
  16. KRI BRAMASTRA 412
KAPAL PENYAPU RANJAU
kri-pulau-ratewo.jpg
Kapal Penyapu Ranjau Kelas T-43 (Project 244)
Kapal T-43 Class
  1. KRI Pulau Ratewo 702
blue-bird-coastal-mineswe.jpg
Kapal Penyapu Ranjau Kelas US Blue Bird Coastal Minesweeper
Kapal Kelas US Blue Bird Coastal Minesweeper kapal ini merupakan kapal perang bekas Angkatan Laut Amerika Serikat yang bertugas di perang dunia ke II. Dan semuanya dipensiunkan oleh TNI pada tahun 1979.
  1. KRI Pulau Alor 717
  2. KRI Pulau Anjer 719
  3. KRI Pulau Antang 721
  4. KRI Pulau Aru 722
  5. KRI Pulau Aruan 718
  6. KRI Pulau Impalasa 720

    Kapal patroli besar kelas Kronstadt
    Kapal - kapal ini di pensiunkan antara 1975 - 1986. Untuk penamaan kapal banyak dipakai kembali pada kapal kapal patroli yang masih aktif sekarang, terutama Kapal Patroli Cepat 57 meter (FPB 57) seperti KRI Sura, KRI Todak, KRI Barakuda, KRI Kakap, dsb. Berikut Daftar kapal kapal yang pernah menjadi bagian dari Armada TNI AL.
    alkronshtadt-class.jpg
    Kapal kelas Kronstadt ( project 122-bis )
  7. KRI Barakuda 817
  8. KRI Kakap 816
  9. KRI Katula 811
  10. KRI Landjuru
  11. KRI Lapai
  12. KRI Lumba lumba
  13. KRI Mandidhang
  14. KRI Momae 817
  15. KRI Palu 818
  16. KRI pandrong 814
  17. KRI Sura 815
  18. KRI Tohok 829
  19. KRI Tongkol
  20. KRI Tjutjut

    Berikut beberapa daftar Kapal perang Republik Indonesia yang sudah di Non Aktifkan oleh TNI AL. Kapal ini merupakan jenis Kapal patroli besar kelas Kraljevica type 509
  21. KRI Layang 819
    di pensiunkan tahun 1970
  22. KRI Lemadang 820
    dipensiunkan tahun 1984
  23. KRI Krapu 821
    dipensiunkan tahun 1976
  24. KRI Dorang 822
    dipensiunkan tahun 1989
  25. KRI Todak 823
    dipensiunkan tahun 1989
  26. KRI Bubara 516
    dipensiunkan tahun 1970
Dan untuk Kapal patroli kelas Mawar / Kelabang diantaranya
  • KRI Kelabang
  • KRI Kala Hitam
  • KRI Kompas
Kapal patroli kelas Mawar / Kelabang adalah buatan lokal dibuat di Surabaya antara 1966 - 1970 dan di pensiun kan tahun 1981. Kapal ini memiliki spesifikasi sbb :
  • Berat 150 ton
  • Panjang : 39 meter
  • Lebar : 5.7 meter
  • Tinggi : 1.8 meter
  • Kecepatan 21 knot

SUKHOI SU-27 (FLANKER) TNI AU

Selamat petang sobat MWB,berikut saya akan tampilkan profil dari pesawat sukhoi su-27 yg memperkuat jajaran TNI AU, data ini saya kutip dari Wikipedia mudah-mudahan bs membantu sobat2 smua.
sukhoi-su-27.jpg
sukhoi su 27 TNI AU
Tipe
  • Pesawat tempur superioritas udara (Su-27 Flanker-B)
Produsen
  • Sukhoi Corporation,Rusia
Terbang perdana
  • 20 Mei 1977
Diperkenalkan
  • Desember 1984
Status
  • aktif
Pengguna
  • Rusia Aljazair, Angola, Belarusia, Cina, Eritrea, Ethiopia, India, Indonesia, Kazakhstan, Malaysia, Ukraina, Uzbekistan, Venezuela, Vietnam
Tahun produksi
  • 1984 - kini
Jumlah produksi
  • 680
Harga satuan
  • US$35 juta
Varian
  • Su-30
  • Su-33
  • Su-34
  • Su-35
  • Su-37
  • J-11
Sukhoi Su-27 ( kode NATO: Flanker B ) adalah pesawat tempur yang awalnya diproduksi oleh Uni Soviet, dan dirancang oleh Biro Desain Sukhoi. Pesawat ini direncanakan untuk menjadi saingan utama generasi baru pesawat tempur Amerika Serikat (yaitu F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet). Su-27 memiliki jarak jangkau yang jauh, persenjataan yang berat, dan kelincahan yang tinggi. Pesawat ini sering disebut sebagai hasil persaingan antara Sukhoi dengan Mikoyan- Gurevich, karena Su-27 dan MiG-29 berbentuk mirip. Ini adalah keliru, karena Su-27 dirancang sebagai pesawat interseptor dan pesawat tempur superioritas udara jarak jauh, sedangkan MiG-29 dirancang untuk mengisi peran pesawat tempur pendukung jarak dekat.

PESAWAT HAWK 100/200 TNI AU

pesawat-hawk-tni.jpg
"selamat malam"
Pada kesempatan ini ane mau menyajikan info tentang pesawat tni au yang kberadaanya sudah cukup akrab di jajaran tni au,langsung aj gan mudah2n informsi ini berguna bagi agan-agan smua. Pada thn 1980 negara kita memiliki pesawat Hawk MK-53,yang merupakan pesawat latih yang juga bisa dijadikan pesawat tempur,hingga kini Hawk 53 msh memperkuat tni au yang masuk skuadron 15 lanud Iswahyudi,Madiun.
Menjelang thn 90'an tni kembali membeli pesawat Hawk series yang memeliki kemampuan lebih canggih dibanding serie sbelumnya,pesawat ini adalah Hawk 100/200 yang khusus pesawat yang dipesan tni diberi nama Hawk 109/209.tak tanggung tanggung tni membeli 24 unit,dan ditambah lagi 16 unit,jadi total smuanya tni memiliki 40 unit pesawat Hawk 100/200 yang pada saat itu msh jarang angktan perang negara lain memiliki jumlah sebanyak itu.
Setelah kedatanganya di tanah air pesawat ini kemudian disebar di Skadron 1 Pontianak mengganti pesawat OV-10 Bronco dan Skadron 12 Pekanbaru,menggantikan pesawat A-4 Skyhawk.
hawk-tni-au.jpg
Hawk 100/200 pernah terjun langsung dalam operasi di indonesia diantaranya:
  • Saat pasca lepasnya Timtim.Saat itu,TNI-AU menggelar satu flight (4 pesawat) Hawk 100/200 di Kupang,NTT.Pada satu kesempatan pilot TNI-AU yang sedang melakukan patroli tempur diperintahkan mencegat sebuah sasaran tak dikenal.Singkat cerita,setelah dikejar diketahui sasaran tak dikenal itu adalah F-18 Hornet.Bahkan dalam aksi dogfight dan kejar-kejaran itu,pilot TNI-AU sempat mengunci (lock-on) jet asal negara tetangga itu.Jika saja perintah tembak dikeluarkan,niscaya Hornet malang itu akan hancur lebur.
  • Saat penggelaran Darurat Militer di Aceh tahun 2003.Hawk 100/200 asal skadron 12 diperintahkan memberikan air cover terhadap flight Hercules yang akan menerjunkan pasukan.Selain itu,flight Hawk juga memberikan air cover terhadap operasi amfibi yang digelar marinir.Dalam semua misi ini,semuanya berlangsung sukses.

F-16 FALCON TNI AU

Saat ini kekuatan alutsista tni au diperkuat oleh beberapa pesawat tempur seperti sukhoi su-30,sukhoi su-27 flanker,ov10-bronco,Hawk 100/200,F-5E Tiger,F-16 Fighting Falcon.
Pada kesempatan sore ini saya akan mengupas sedikit tentang pesawat F-16 falcon,pesawat ini dibeli dari amerika pada tahun 90n,jumlah seluruhnya sebanyak 12 unit, tetapi setelah adanya embargo jumlah yang tersisa tinggal 10 unit yang sekarang memperkuat skuadron udara 3 iswahyudi.
F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran yang dikembangkan oleh General Dynamics di Amerika Serikat . Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, dan akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer.Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara termasuk indonesia. Pesawat ini sangat popular di mata international dan telah digunakanoleh 25 angkatan udara. F-16 merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar dan signifikan, dengan sekitar 4000unit F-16 sudah di produksi sejak 1976 . Pesawat ini sudah tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat , tapi masih diproduksi untuk ekspor.
f16-falcon.jpgf-16-tni-au.jpg
Karakteristik umum
  • Kru: 1
  • Panjang: 49 ft 5 in
  • Lebar sayap: 32 ft 8 in
  • Tinggi: 16 ft
  • Luas sayap: 300 ft²
  • Airfoil : NACA 64A204 root and tip
  • Bobot kosong: 18,238 lb
  • Bobot terisi: 26,463 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 42,300 lb
  • Mesin: 1× Pratt & Whitney F100 -PW-220 afterburning turbofan
  • Dorongan kering: 14,590 lbf
  • Dorongan dengan pembakar lanjut : 23,770 lbf
  • Alternate powerplant: 1× General Electric F110 -GE-100 afterburning turbofan
  • Dry thrust: 17,155 lbf (76.3 kN)
  • Thrust with afterburner: 28,985lbf (128.9 kN)
Persenjataan
  • Senjata api: 1× 20 mm (0.787 in) M61 Vulcan gatling gun , 511 rounds
  • Roket: 2¾ in (70 mm) CRV7
  • 6× AIM-9 Sidewinder
  • 6× AIM-120 AMRAAM
  • 6× Python-4
  • 6× AGM-65 Maverick
  • 4× AGM-88 HARM
  • 4× AGM-119 Penguin
  • 2× CBU-87 cluster
  • 2× CBU-89 gator mine
  • 2× CBU-97
  • 4× GBU-10 Paveway
  • 6× GBU-12 Paveway II
  • 6× Paveway -series laser-guided bombs
  • 4× JDAM
  • 4× Mk 80 series
  • B61 nuclear bomb

Super Tucano : Pesawat Baru TNI AU

EMB 314 / A-29 Super Tucano adalah jenis pesawat tempur ringan turboprop yang diproduksi oleh pabrikan pesawat Embraer yang berada di Brazil. Pesawat tempur yang dikenal memiliki beberapa keunggulan ini telah menarik minat para petinggi TNI AU dan telah memesannya sebanyak 16 unit ( 1 skuadron ). Menurut kabar, 4 dari 16 unit pesawat yang dipesan tersebut akan datang pada tahun ini.
Melihat tongkrongannya, pesawat nonjet yang menggunakan baling-baling ini memang mungil dan kalau dibandingkan dengan pesawat tempur jet, kesannya kurang canggih. Tapi jangan salah, kalau sudah melihat ke bagian dalamnya dan melihat kemampuannya serta persenjataanya pesawat ini tak kalah garang dengan pesawat tempur jet. Pesawat Super Tucano dikhususkan untuk berbagai misi serang darat, antigerilya, intai dan sebagainya. Mesin turboprop dipilih dengan alasan biaya operasi yang rendah dan kemudahan perawatan. Selain itu untuk operasi intai dan antigerilya, Bagi TNI-AU, Super Tucano akan ditempatkan pada skadron 21 menggantikan OV-10 Bronco, pesawat serang darat dan antigerilya bikinan AS yang sudah dipensiunkan.
super-tucano-tni-2.jpg
super-tucano-tni-1.jpg
Pesawat EMB 314 / A-29 Super Tucano
Karakteristik
  • Kru : 1 pilot pada versi kursi tunggal, 1 pilot dan 1 navigator / siswa pada versi dua kursi / latih
  • Panjang : 11,42 meter
  • Rentang sayap : 11,14 meter
  • Tinggi 3,9 meter
  • Luas area sayap : 19,4 meter persegi
  • Berat kosong : 2.420 kg
  • Bobot keseluruhan : 3.600 kg
  • Mesin penggerak utama : 1 unit Pratt dan Whitney Canada PT6A-68C turboprop, 1,600 hp (1,193 kW)
Kinerja Pesawat
  • Kecepatan penuh : 557 km/jam
  • Jarak jelajah : 1.568 km
  • Ketinggian terbang maksimum: 10.668 meter
  • Kecepatan panjat : 14,9 meter/detik
Persenjataan
  • 2 unit senapan mesin kaliber 12,7 mm FN Herstal M3P
  • Bom hingga bobot total 1.500 kg
  • 2 unit misil MAA-1

T-50 Golden Eagle: Pesawat latih TNI AU

pesawat-t-50.jpg
Setelah ada kepastian mengenai akan hadirnya Pesawat latih T-50 Golden eagle memperkuat TNI AU, alangkah baiknya kita mengenal sedikit banyak spesifikasi dan riwayat tentang pesawat T-50 Golden Eagle ini.
Pesawat T-50 Golden Eagle adalah Pesawat latih supersonik yang pembuatannya atas kerjasama Amerika serikat dengan Korea selatan. Pesawat ini di kembangkan oleh perusahaan Korean Aerospace Industries ( KAI ), Korea Selatan dengan bantuan perusahaan dari Amerika yaitu Lockheed Martin. Untuk pembiayaanya 13 persen dibiayai oleh Lockheed Martin, 17 persen oleh Korea Aerospace Industries ( KAI ) dan sisanya, 70 persen ditanggung oleh pemerintah Korea Selatan.
Pesawat T-50 Golden Eagle terbang pertama pada bulan 20 Agustus 2002, dan mulai diperkenalkan pada 22 February 2005. Walaupun tujuan utamanya sebagai pesawat latih tapi jika ada peperangan T-50 Golden Eagle bisa dioperasikan sebagai Pesawat tempur ringan, hal ini didukung dengan adanya cantelan bom dan rudal pada bagian sayap pesawat yang bisa dipasang rudal "air to air" AIM-9 Sidewinder ( rudal udara ke udara ), rudal "air to ground" AGM-65 Maverick ( rudal udara ke darat ) serta mampu membawa beberapa Bomb seperti CBU-58 cluster, Mk 82, Mk 83/MK, dan Mk 20. Ya bisa dibilang pesawat ini termasuk pesawat multi fungsi berbeda dengan kembaranya A-50 atau disebut juga T-50 LIFT yang diciptakan khusus sebagai pesawat tempur ringan.
t-50-golden-eagle-tni.jpg
Spesifikasi Pesawat latih T-50 Golden Eagle
Karakteristik umum
  • Kru : 2 orang
  • Panjang : 12.98 meter
  • Lebar sayap : 9.17 meter
  • Tinggi : 4.78 meter
  • Berat kosong : 6.441 kg
  • Berat maksimum lepas landas : 11,985 kg
  • Mesin : 1 x General Electric F404 afterburning turbofan
  • Dorongan kering : 53.07 kN
  • Dorongan dengan afterburner : 79.1 kN
  • Performa Kecepatan maksimum : Mach 1.4
  • Jarak jangkau : 1,150 mi ()
  • Batas tertinggi servis : 14,630 meter
Persenjataan
  • 1 x M61A1 Vulcan 20 mm Gatling gun
  • Rockets LAU-3/68
  • 2 × AIM-9 Sidewinder (rudal udara ke udara)
  • 6 × AGM-65 Maverick (rudal udara ke darat)
  • Bombs :
    5 × CBU-58 cluster
    9 × Mk 82
    3 × Mk 83/MK 84
    9 × Mk 20

KRI AHMAD YANI 351 : Kapal perang TNI AL

 kri-ahmad-yani-351.jpg
Pada masa sekarang ini kekuatan armada laut sangat diperlukan mengingat pentingnya armada laut yang kuat untuk menjaga kedaulatan sebuah negara, terutama indonesia yang merupakan negara kepulauan serta mempunyai wilayah laut yang luas.
TNI AL saat ini memiliki 6 buah Kapal perang jenis fregat atau di negara kita sering disebut juga dengan kapal Perusak Kawal Rudal
(PKR) yang masuk dalam kelas ahmad yani,di antaranya adalah : Yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah KRI AHMAD YANI 351 yang merupakan kapal pertama dari kapal fregat kelas ahmad yani yang dibeli pemerintah indonesia dari belanda pada thn 1987 yang sebelumnya mendapat peningkatan kemampuan pd thn 1977-1980, sedangkan pembuatanya dilakukan pada 25 juli 1963 dan diluncurkan pada thn 1965 dengan nama aslinya HNLMS Tjerk Hiddes (F804) setelah resmi bergabung dengan TNI AL namanya diganti menjadi KRI AHMAD YANI 351, Nama ini diambil dari seorang pahlawan revolusi yaitu Jenderal Ahmad yani. Pada saat ini Kapal perang kelas ahmad yani, ada yang sudah dilengkapi dengan persenjataan canggih diantaranya selain rudal C-802 terdapat pula Rudal jelajah YAKHONT yang dibeli dari rusia. inilah salah satu faktor yang menjadikan Kapal perang RI ditakuti oleh negara tetangga.
ahmad-yani-01.jpeg
Spesifikasi KRI Ahmad yani 354
  • Berat benaman : 2.835 ton
  • Panjang : 113,4 meter
  • Lebar : 12,5 meter
  • Kecepatan : 28,5 knot
  • Awak kapal : 183 orang
Persenjataan
  • 2 x 4 Rudal Darat ke Udara mistral dengan sistem peluncur simbad
  • 1 Pucuk Meriam - OTO-Melara Compact Kaliber 76 mm dgn kecepatan tembakan 85 peluru per menit
  • 2x2 - Rudal anti Kapal perang C-802 - berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar
  • 4 x Torpedo Honeywell Mk 46 Kaliber 533 mm berkemampuan SUT (Surface & Underwater Target)
  • 2 x Senapan Mesin Berat browning kaliber 12,7 mm